Friday, January 31, 2025

Tantrum...

Perkembangan anak kecil jaman sekarang memang berbeda dengan perkembangan anak kecil jaman kita dulu. Dulu, kalo anak kecil nangis atau rewel, orang tua pasti berusaha mengalihkan perhatian anak tersebut, dan sebagainya. Apa pun dilakukan agar tangis anak kecil berhenti. orang sunda bilang kumaha kolotna ngabebenjokeun.
Kalo diperhatikan anak kecil jaman sekarang, kebanyakan orang tua nya mendiamkan anak tersebut, sampai anak itu berhenti sendiri atau orang tuanya berhasil mengalihkan perhatian anak tersebut. orang sering menyebutnya sebagai anak tantrum. kondisi anak tantrum bisa terjadi dimana saja, kadang di mall, tempat perbelanjaan, dan sebagainya. Namun kalo diperhatikan lebih dalam, sebenarnya anak tantrum itu sangat cerdas ketika mereka dalam kondisi tenang. Coba deh perhatikan...
Sebenarnya apa itu tantrum?
Tantrum adalah ledakan emosi yang ditandai dengan perilaku seperti menangis, berteriak, meronta-ronta, memukul, atau melempar benda. Tantrum sering terjadi pada anak-anak usia 1-4 tahun karena mereka masih kesulitan mengungkapkan emosi atau keinginan dengan kata-kata. Penyebab tantrum bisa beragam, seperti rasa frustrasi, kelelahan, lapar, atau mencari perhatian. Cara mengatasinya tergantung pada usia dan penyebabnya. Pada anak-anak, orang tua bisa mencoba tetap tenang, mengalihkan perhatian, atau membantu mereka belajar mengungkapkan emosi dengan kata-kata.
Ternyata kondisi tantrum juga bisa menyerang orang dewasa, biasanya dalam bentuk kemarahan yang tidak terkendali. Pencegahannya adalah dengan pengelolaan emosi yang sehat dan komunikasi yang baik bisa membantu mencegah tantrum. Jadi kondisi tantrum bisa terjadi baik pada balita ataupun orang dewasa, dengan berbagai macam pencetusnya, dimana ini muncul sebagai bentuk pelampiasan atas ledakan emosi yang tidak bisa dijelaskan atau digambarkan dengan kata-kata.

Saturday, September 30, 2023

Selesai sudah...

Perjalanan kehidupan pasti akan melalui pasang surut, naik turun, bergelombang, dan sebagainya. Setiap manusia pasti akan melalui beberapa fase kehidupan, baik suka ataupun tidak, menerima ataupun menolak. Semua manusia pasti akan melalui fase-fase kehidupan.

Kemarin merupakan fase kehidupan baru untukku. Dulu aku pernah berucap, selama aku masih diperlukan aku akan tetap bekerja. Jadi aku tidak akan meninggalkan pekerjaanku. Aku akan tetap bekerja selama aku diperlukan. Rupanya kemarin merupakan hari terakhir aku diperlukan di perusahaan ini. Jadi, aku harus mengakhiri pengabdianku setelah sekian puluh tahun bersama perusahaan ini. Melewati banyak kejadian, perubahan, dan semuanya, selama sekian puluh tahun tersebut. Menyedihkan memang karena aku harus selesai sebelum masanya. Tapi dalam setiap kejadian pasti ada hikmah yang tersembunyi.

Semua yang ada di dunia ini, dalam kehidupan manusia, sudah ada jalannya, sudah ada plotnya, dan Sang Maha Hidup, Maha Tahu akan semuanya. Tidak ada tindakan sekecil apapun yang dilakukan tanpa sepengetahuanNya. Allah Maha Tahu. Hal itu disebut Qadarallah. Harus diimani dan diyakini bahwa Allah sudah mengatur semuanya. 

Awalnya memang aku tidak terima, tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba semuanya terjadi. Namun setelah berdiam diri, merenung, ternyata memang ada hikmah dibalik semua ini. Alhamdulillah Allah masih memberikan pemahaman untukku sehingga aku tidak terlalu berlebihan dalam menerima cobaan ini. Semoga Allah selalu memberkahi, memberikan kemudahan, kelancaran, keselamatan, dan kesehatan untukku dan keluargaku. Aamiin. 


I'm Back

Setelah lama tidak menulis, akhirnya ada waktu juga untukku menulis kembali. Banyak hal yang terjadi selama sekian tahun terakhir. Mulai dari pergulatan politik di negara ini, pandemi, dan banyak lainnya. Entah kenapa akhir-akhir ini keinginan untuk menulis lagi begitu mendesak. ya mungkin aku harus belajar lagi untuk menulis dengan benar dan terarah sehingga hasilnya bisa lebih baik dari yang sebelumnya. Banyak hal yang ingin aku tuliskan, namun masih belum tahu darimana aku akan memulai. Jadi kita lihat saja bagaimana postingan ku berikutnya. thanks.

Saturday, April 10, 2010

Getar Pertama

Ternyata lebih sulit untuk menulis daripada berbicara.

Kenangan-kenangan masa lalu memang begitu membekas dalam benakku. Sudah sekian lama kenangan-kenangan itu tertidur dengan lelapnya dalam sudut-sudut otakku, sampai aku sendiri kadang terlupa kalo masih ada kenangan-kenangan masa lalu. Salah satu kenangan yang masih membekas dalam benakku adalah ketika pertama kalinya aku merasakan getaran itu.

Aku masih ingat suasana kelas begitu gaduhnya. Sempat terdengar kabar, ada siswa pindahan yang akan menambah jumlah siswa di sekolah ini. Well, aku sendiri kurang begitu perduli. Wajarlah kalo ada siswa pindahan. Bukan sesuatu hal yang aneh.

Suasana diluar kelas begitu gaduhnya. Mungkin harus dimaklum, sudah lama sekolah kami tidak dapat siswa pindahan. Desas desus yang terdengar, dia adalah cewek, yang katanya cantik. Beberapa anak cowok sibuk membicarakan anak itu. Well, aku masih tidak perduli. Pa guru datang, waktu itu pelajaran PMP kalo tidak salah, suasana kelas pun terkendali.

Pelajaran berjalan seperti biasa, tapi belum lama berjalan, suara ketukan di pintu mengusik ketenangan belajarku. Seorang pegawai TU masuk, mohon ijin mengganggu, dia bicara sebentar dengan pa guru, lalu memanggil seseorang untuk masuk.

Terdengar jelas suara gaduh diluar kelas. Hmmm… ini pasti anak baru itu, kataku dalam hati, Heran, kayak apa sih koq anak-anak sampe heboh begitu.

Aku masih asyik menulis apa yang harus kutulis, ketika masuk sesosok gadis kedalam kelas. Suasana kelas langsung hening. Tak ada satupun yang mengeluarkan suara, bahkan untuk menelan air liur pun seolah tak sempat. Sepertinya suara pensil jatuh akan terdengar cukup keras kala itu. Hehehehehehehe…

“Anak-anak, perkenalkan. Ini murid baru di kelas ini”, suara pa guru cukup lantang terdengar dalam ruangan kelas. Sepertinya pa guru lupa untuk menurunkan volumenya.

“Hai, namaku……”, suaranya begitu bening dan lembut.

Suara itu begitu menyedot perhatianku, membuatku harus menegakkan kepala untuk melihat siapa yang berbicara. Deg… dadaku berdebar dengan anehnya. Hmmm… ada apa ini. Tidak biasanya seperti ini.

Itulah awal mula aku mengenalmu. Walaupun esok harinya kamu dipindahkan ke kelas lain, namun setiap berjumpa denganmu, getar itu selalu ada. Awal mula, getar itu begitu kerasnya. Sampai aku tak bisa mengerti mengapa harus ada getar-getar itu.

Pesonamu begitu menyedot perhatian hampir semua anak cowok di sekolah ini, termasuk aku. Tapi aneh, aku sepertinya tidak berani untuk berdekatan denganmu. Mungkin karena aku tak tahan untuk menenangkan debar-debar ini kalo ada di dekatmu, atau mungkin karena kau dari kalangan orang berada sedangkan aku hanya orang biasa. Aku tak tahu yang mana yang benar. Aku hanya bisa mendengarkan cerita-cerita anak-anak cowok yang begitu antusiasnya bercerita tentang pengalaman mereka yang berusaha menarik perhatian dirimu. Aku hanya bisa tersenyum. Namun yang aku heran, kenapa hampir semua anak cowok yang berusaha mendekatimu, hampir selalu menceritakan usaha mereka padaku. Aku tak habis pikir tentang itu.

Seiring waktu berjalan, aku mulai bisa mengendalikan debar-debar itu. Aku berusaha untuk cuek bila berhadapan denganmu, berusaha untuk tidak menatapmu, berusaha untuk tidak berinteraksi denganmu. Walau kadang terbersit keinginan untuk bisa bicara denganmu, namun tetap aku masih tidak berani. Sampai akhirnya kita berpisah karena kelulusan dan kamu pindah ke kota lain, aku tak pernah bisa untuk berbincang dengan mu.

Seiring waktu berjalan itu pula, perlahan dan pasti, getar itu beranjak dan pergi. Sebuah getar rasa yang aku masih belum mengerti mengapa itu harus ada.

Wednesday, December 23, 2009

Apakah aku baik?

dalam perjalanan kehidupanku, aku selalu berusaha untuk berbuat baik. baik pada diriku sendiri, pada keluargaku, pada teman-temanku, pada tetanggaku, pada lingkunganku. setelah sekian tahun berjalan, dan setelah sekian lama aku berhubungan dengan orang-orang di sekitarku, lalu ada seorang teman bertanya (dengan nada bercanda), "kamu orang baik kan?'

pertanyaan itu tidak aku tanggapi dengan serius, namun setelah sekian lama berselang, timbul pertanyaan dalam hatiku, "jadi selama ini apa yang telah aku lakukan, apa yang telah aku perbuat pada orang-orang disekitarku, masih belum menunjukkan kalo aku ini orang baik?"

aku lalu berpikir, menelaah diri sendiri, menilai diriku, sejauh ini apa yang aku lakukan (bila itu disebut kebaikan dalam artian tidak merugikan orang lain dan menolong orang lain), aku lakukan dengan tanpa pilih kasih dan tanpa pamrih. ketika ada permintaan tolong, mohon bantuan, bila aku memang bisa untuk menolong ataupun melakukan bantuan tersebut, aku lakukan dengan senang hati. belum pernah terlintas dalam pikiranku untuk meminta imbalan apapun atas apa yang aku lakukan.

lalu apakah aku itu termasuk orang baik? sejauh yang aku tahu dan menurut pemahamanku tentang orang baik, aku dengan rendah hati mengatakan "ya, aku orang baik. Insya Allah".