Kemenangan dan Kekalahan
Pilkada Gubernur Jabar baru selesai, dan sepertinya pasangan no 3 keluar sebagai pemenang. ya, bagaimana tidak walaupun termasuk yang dianggap tidak diunggulkan, namun ternyata pada saat pemilihan bisa mencapai nilai tertinggi. baik dalam quick count maupun real count. sebuah hasil yang diluar dugaan banyak orang. mengingat gemuruh pilkada Jabar tidak segemuruh pilkada Bekasi sebelumnya. tapi bagaimanapun juga, itu merupakan kemenangan yang luar biasa. Namun sangat disayangkan, seperti yang diberitakan di detik.com, pasangan no 2 yang merupakan saingan ketatnya tidak bisa menerima kekalahan dalam perolehan angka pemilih. bahkan tidak mau menandatangani keputusan KPU yang jelas-jelas sudah mensyahkan hasil keputusan pilkada Jabar. memang sebelumnya, ketika angka pemilih masih dibawah 10 juta, tim suksesnya sempat berkata nanti di angka 12 juta akan disusul perolehannya. well, sambil waktu berjalan, akhirnya sampai juga di angka 12 juta, namun perolehannya masih belum terkejar juga. Dalam satu pertandingan, menang atau kalah itu adalah hal yang biasa. yang menang pasti bangga, yang kalah pasti kecewa. namun untuk memperoleh hasil yang memuaskan, alangkah lebih baik bila sikap sportifitas dikedepankan. Menerima kekalahan bukanlah sesuatu yang memalukan, walaupun untuk bisa mengakui bahwa kita telah kalah, itu diperlukan jiwa yang besar. karena itu berarti kita harus mengalahkan ego diri kita. mengaku kalah itu berat lho, bukan hal yang mudah. dan kalo tidak punya jiwa yang besar, jiwa yang gagah, pastinya akan terasa sakit hati, kecewa, tidak terima, dan ujung-ujungnya kalo tidak bisa menahan diri, bisa melakukan hal-hal yang malah akan merugikan bukan hanya pada diri sendiri, tapi juga kepada orang disekitar, dan masyarakat. Tujuan diadakannya pemilihan itu kan untuk mencari siapa sih pemimpin yang cocok, yang disukai rakyat, yang dianggap bisa melaksanakan, mendengarkan keluhan, menerima kritik dan saran, yang mau diganggu waktu tidurnya demi kesejahteraan dan kemaslahatan umat. Ndak mudah lho jadi pemimpin itu, apalagi harus memimpin sekian juta orang. harus siap fisik, mental, jiwa dan raga untuk menjadi pemimpin yang dicintai, disegani, dan dihormati rakyatnya. Jadi menurutku, siapapun pemimpinnya, siapapun pemenang dari pemilihan ini, mari kita dukung dan kita bantu agar apa yang diharapkan dan diidamkan oleh rakyat ini bisa terlaksana demi menuju kesejahteraan, kemakmuran dan hidup yang lebih baik bagi rakyat, nusa bangsa, dan agama. Bukankah kita ini masyarakat yang selalu menjunjung tinggi asas musyawarah untuk mufakat? jadi kalo sudah tercapai mufakat, ya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Udah ah, jadi sok pinter begini hehehehe... dilanjut lagi ah tidurnya... Labels: pendapat |
Comments on "Kemenangan dan Kekalahan"
Kalo saya pikir kekalahan bukan masalah malu/tidak. Tetapi BEP atau tidak. Kenyataannya realita politik indonesia masih seperti itu kan? Apalagi menjelang pemilu nasional. Kalo saya liat di TvOne semalam, katanya masih akan ada sekitar 100an pilkada lagi tahun depan, yang berarti pengurasan biaya bagi partai-partai disatu sisi, tetapi kesempatan untuk 'balik modal' disisi lain.
Dan masalahnya jawa barat ini adalah wilayah yang luas sehingga menyedot biaya besar selama kampanye, tetapi menjanjikan bagi kalangan tertentu karena surganya korupsi sistemik dari era ke era. Maka dari itu mereka ngotot habis-habisan ketika Jabar lepas dari genggaman.
Maaf jika ada yang salah dari komentar saya.