PerformancingAds

Wednesday, June 14, 2006

Wanita dan RUU itu

Sudah lama juga ya aku tidak memberikan pendapatku tentang apa yang terjadi di masyarakat kita saat ini. dan sepertinya aku sudah tidak tahan lagi untuk menulis apa yang ada dalam pikiranku biar rada ngemplong, tidak riyeut teuing. hehehe...

Salah satu yang dari minggu-minggu yang lalu pengen banget aku komentari adalah tentang wanita dan RUU APP. sudah sekian banyak orang yang memberikan pendapatnya. namun yang aku pengen beri pendapat adalah ketika sebuah organisasi masyarakat meminta tiga orang wanita untuk keluar dari ibukota ini.

Awalnya aku masih belum ngeh, kenapa ormas itu begitu sewotnya dengan para wanita itu? ternyata setelah aku melihat dari tayangan infotainment, barulah aku mengerti kenapa ormas itu begitu sebel dan marahnya.

Ternyata penyebabnya adalah ketika para wanita itu melakukan demo menentang RUU APP dengan menamakan dirinya menggunakan semboyan persatuan bangsa ini. sebetulnya, mungkin, kalo dalam demo itu tidak ada hal-hal yang "luar biasa", mungkin ormas tadi tidak akan melakukan apa-apa. Namun dalam demo itu, terdapat perbuatan yang menurutku pribadi bukan merupakan tindakan yang baik dan amat sangat memalukan bagi kaum wanita itu sendiri.

Betapa tidak, ketika mereka berdemo, ada beberapa diantara mereka yang dengan senangnya memamerkan "atribut"nya didepan umum. tersorot kamera lagi, tersiar ke seantero wilayah negeri ini. apakah itu bukan namanya tidak menghargai diri wanita itu sendiri.

Sampe akhirnya ketika aktivis wanita yang menggerakkan demo tersebut ditanyakan atas apa yang dilakukan oleh "oknum" peserta demonya, dia tidak bisa berkata apa-apa.

Aku jadi heran dengan wanita-wanita yang menentang RUU APP, kenapa koq mau dilindungi malah engga mau? jujur saja, aku sendiri belum membaca seperti apa RUU APP itu sebenarnya. namun secara logika saja, dari namanya sudah tercermin bahwa sebenarnya RUU itu dibuat untuk melindungi wanita dari tindakan yang mencemarkan diri dan kehormatan wanita itu sendiri.

Dengan menggunakan alasan seni lah atau budaya lah atau adat lah, mereka berusaha menentang RUU tersebut. eh, kalo seni nya bener, kalo budaya nya bener, kalo adat nya bener tentu tidak akan menempatkan wanita sebagai obyek dari seni atau budaya atau adat itu sendiri.
Apakah mereka tidak mau berubah menuju sesuatu yang lebih baik? apakah mereka semakin senang dengan eksploitasi diri mereka dengan menamakan itu adalah emansipasi wanita atau apalah namanya. emang itu ya yang diinginkan dan dicita-citakan Ibu Kartini selaku pencetus emansipasi wanita?

Aku heran dengan mereka itu. apa sih sebenarnya yang mereka inginkan? dilindungi engga mau, tapi kalo diganggu juga tidak mau? jadi maunya apa?

mungkin karena sudah lama tidak menulis, jadi tulisan pertama lagi ini rada kacau. mohon dimaklum.

Comments on "Wanita dan RUU itu"

 

Blogger Gagah Putera Arifianto said ... (11:03 AM) : 

Mas, baca deh isi RUU edisi pertama. Masa sampe kegiatan OLAHRAGA juga diatur. Saya udah baca dan puya lengkap isi RUU itu, dan menurut saya, anggota DPR harusnya malu bikin RUU seperti itu.

Kalau soal wanita yang di demonstrasi itu, memang salah....

BTW, mas berminat baca RUU nya?

 

Blogger s.id/emtee said ... (12:41 PM) : 

dari 42 halaman RUU APP itu, intinya cuma satu : janganlah sex dan sesuatu yang mengarah ke sex itu jadi gampang dilihat/didengar oleh khalayak.

kalo masalah cewe yang doyan ngenternainin 'atribut'nya, itu terjadi karena emosi sesaat, karena terlalu napsu nolak RUU APP (mungkin dia juga gak pernah baca sendiri RUU APP). itulah cerminan orang yang dibudak nafsu ketimbang pikiran, apalagi kebenaran.

ya... gimane ye... aku sih lebih menganggap upaya menggolkan RUU APP lebih sebagai test case thd kesungguhan masyarakat dalam pencarian kebenaran sejati. hasilnya : rakyat kita lebih cenderung mengikuti nafsunya saja. dalam segala hal...

 

post a comment