Gara-gara Ucapan
Sudah beberapa hari terakhir ini aku rada sebel pada diriku sendiri. entah kenapa, akhir-akhir ini, mulutku gampang banget berkomentar atau berpendapat. padahal kalo aku renungkan, aku tidak seperti ini. tidak semudah itu mulutku asal ngecap. Akibatnya, aku sempat "agak" bersitegang dengan temenku. ya ada beberapa oranglah. padahal aku tidak bermaksud seperti itu. cuman, mungkin gara-gara omonganku yang asal njeplak, jadinya terjadi salah paham. dan aku benar-benar menyesal sekali. Memang kalo aku perhatikan dan aku amati, betapa mulut itu (lidah juga kali ya) dan omongan yang terucap darinya, dapat terasa lebih perih dari sayatan pedang tertajam sekalipun. jadi memang pepatah yang mengatakan "lidah lebih tajam dari pada pedang" adalah benar adanya. kenapa? karena dengan omongan alias ucapan atau perkataan seseorang, orang lain bisa tersinggung. karena tersinggung bisa bertengkar. padahal, mungkin, perkataan yang keluar itu sederhana saja. tidak bermaksud apa-apa. namun, mungkin, karena intonasi, tinggi rendahnya suara, bisa menghasilkan produk yang amat sangat berbeda. "Diam itu emas" Pepatah ini pun ada benarnya. namun harus dilakukan dan ditempatkan pada tempat yang semestinya. dipergunakan dengan tepat. karena kalo tidak dipergunakan dengan baik dan tepat, maka pepatah ini menjadi bumerang bagi yang melakukannya. Karena itu, hari ini, aku mencoba untuk mengerem mulutku agar tidak sembarangan mengeluarkan perkataan. mencoba untuk diam sebentar sebelum bicara, agar perkataan yang keluar tidak menyinggung atau menyakitkan orang lain. baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk teman-temanku, aku mohon maaf ya. karena aku sebenarnya tidak bermaksud untuk menyinggung atau menyakiti perasaan kalian. memang mulutku ini sedang terkena wabah mudah berkomentar. jadi sekali lagi aku mohon maaf. |
Comments on "Gara-gara Ucapan"