Cerita Mudik [2]
tulisan sebelumnya keesokan harinya, tidak ada acara yang rame. hanya menunggu saudara-saudara kumpul. satu persatu keluarga pada berdatangan. yang rame, ya hari Rabu (2 November), kami pergi mencari tempat pemancingan. maklumlah, salah satu acara yang paling seru adalah memancing. jadinya kami menggunakan dua mobil pergi ke arah gunung tua (kali tidak salah). tapi ternyata disana, kolam ikannya kosong. jadi kita wasting time hampir 1 jam nungguin kail yang engga ketemu sama ikannya. hehehe... dari situ, kita jalan nyari lagi tempat pemancingan. akhirnya dapet, walaupun harus apruk-aprukan. namun ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan. walhasil, jadinya kita beli aja ikan yang ada di empang itu. hiks... sampe ke rumah, langsung pada istirahat. mang acu sibuk membersihkan ikan, dan mulai membakarnya. sebagian disisihkan untuk dibuat pepes. malam takbiran... anak-anak pada sibuk beli kembang api dan petasan. Reza, Dikdik, Edvan, dan yang sudah pada remaja jadi promotor buat beli kembang api dan menjaga yang masih kecil-kecil. para bapak-bapak pada ngobrol dan mulai mencari kesibukan disela obrolan. oya, anak-anak ada juga yang pada asyik nonton film yang aku bawa dari rumah. a iim juga bawa beberapa film. sementara ibu-ibu sibuk ngerumpi di ruang belakang dan beberapa sibuk bantuin masak. hari lebaran... setelah sholat id dan bersalaman plus keliling ke keluarga yang ada disitu, sekitar jam 10an pada ribut pengen ke Ciater. bahkan teh Mia pun pengen ikut ke sana. jadilah berangkat satu mobil ke ciater, sementara aku, istri, dan fakhrul ke bandung, mau silaturahmi ke keluarga mamah. dendi dan istrinya, neng fani dan edvan sempat ikut juga. neng fani dan edvan turun di ciater, dendi dan istrinya ikut sampe bandung. mereka akan terus pergi ke tasik, sungkem sama mertuanya dendi. sampe di bandung, ternyata sudah sore. pas sampe rumah di cikutra, keluarga besar mamah sudah mulai pada makan. setelah bersalam-salaman dan berhaha-hihi, baru deh makan. sayang tidak lama kemudian mereka pada bubar, karena sepupu-sepupu mau sungkem ke mertua masing-masing. karena kami datang paling belakang, maka pulangpun kami paling belakang. oya, waktu berangkat ke bandung, mulai dari pertigaan lembang-cihideung sampe ke ujung setiabudhi arah dari bandung, antri puanjaaang sekali. ketika kami sampai di ujung setiabudhi, antrian belum terlihat. namun setelah lewat UPI, pas didepan terminal ledeng, mulai tersendat. setelah bertanya pada pak polisi dan dapet informasi kalo arah lembang masih antri panjang, jadinya langsung belok kanan ke arah cihideung. motong jalan ceritanya. aku pikir jalanan lancar, tidak tahunya dari arah berlawanan banyak yang naik ke bandung. mesti ekstra hati-hati, maklum jalannya kecil dan kurang bagus. pas masuk lembang sudah lewat maghrib. alhamdulillah perjalanan lancar, sampe rumah sekitar jam setengah sembilan. keesokan harinya, kami jalan lagi. sekarang papah dan mamah juga ikut. tujuannya ke cikampek. perjalanan lancar banget, sampe disana bertemu sama keluarga depok. malam itu, kami nginep di cikampek. besok harinya, perjalanan dilanjutkan. kali ini tujuannya ke pasawahan, purwakarta. sampai di tujuan, sudah ada keluarga karawang dan keluarga cipinang. masih rame juga. ketemu juga sama roni dan keluarganya. o iya, a novi bawa udang. asyik banget. reza belajar ngerebus udang, hehehe... dan aku juga sempat makan udang mentah dua ekor. hehehe... ini gara-gara ditantangin a novi nih... pulang dari pasawahan sudah menjelang sore, rencananya mau nginep tapi tidak jadi. tujuan pulang ke rumah. sampe rumah sudah malam. sekitar jam delapanan. esok harinya, siap-siap beberes untuk pulang ke bekasi. wah.. perjalanan yang melelahkan... tapi menyenangkan.. dan ternyata jarak tempuhnya hampir 900 km lho... tidak nyangka ya... |