Kenapa harus bertindik?
Sebenarnya sudah lama aku pengen menulis tentang hal ini. tapi lebih sering lupanya, jadi baru sekarang deh aku tulis. Sudah beberapa kali, aku lihat di televisi, sering diperlihatkan ada orang (mungkin lebih seringnya remaja), yang bertindik (mohon dicek betul tidak kata itu). mereka melubangi hidung, lidah, bibir, bahkan alis mereka dan memasangkan semacam anting disana. mereka enjoy dengan apa yang mereka lakukan. mereka malah mengatakan bahwa itu adalah semacam seni atau bahkan identitas bagi mereka. Jujur saja, aku kadang sering bertanya dalam hati, apa sih enaknya ditindik? kenapa sih harus ditindik? untuk apa atau apa manfaatnya ditindik? bukankah tubuh kita ini sudah bagus sebagus-bagusnya ciptaan, sempurna sesempurna-sempurnanya ciptaan. lalu kenapa harus dirusak dengan memasang tindik pada tubuh kita? Apakah itu sebuah identitas? ataukah hanya mengikuti mode yang entah darimana asalnya. ataukah itu merupakan pelarian atas masalah yang dihadapi? aku menyayangkan sekali. pasti sakitlah waktu dilubangi itu, terus kemudian dimasukkan anting pada lubang itu. membayangkannya saja sudah membuatku merasa tidak enak. sayang sekali, mengapa tubuh harus mendapat perlakuan seperti itu. kasihan sekali. [Ceritaku] |
Comments on "Kenapa harus bertindik?"
hei salam kenal,
wkt masi kecil ibu juga nindik kuping aku biar bisa dimasukan anting kedalamnya. aku nurut aja siy..
btw, judulnya provokatif
hai iin, salam kenal juga. iya sih kalo cewek pasti waktu kecil ditindik, biar bisa masuk anting2. tapi kalo yang ditindik itu hidung, lidah, alis mata? itu yang dipertanyakan.