Kertas bernilai yang bernama Uang
Aku sempat membaca sebuah berita di kompas, dalam berita itu disebutkan bahwa uang makan yang diserahkan seorang suami sudah tidak cukup lagi hanya dengan Rp 15.000,- dia harus menyerahkan uang makan kepada istrinya Rp 25.000,- sedangkan penghasilan dia sebagai tukang ojek hanya Rp 30.000,- sehari. Lihatlah, betapa kertas kecil yang bernama uang itu sudah berkurang nilainya. aku masih ingat, dulu waktu aku masih kecil, waktu masih di sekolah dasar, hanya dengan uang bekal 200 perak (kalo tidak salah), aku masih bisa menikmati nasi lengko di depan sekolah hanya dengan harga 100 perak. nasi lengko-nya mengenyangkan. Namun kalo dilihat sekarang, sepertinya uang 100 perak, sudah berkurang jauh nilainya. makanan apa yang bisa dibeli dengan uang 100 perak dan bisa mengenyangkan? tidak ada. uang 100 perak yang bisa dibelikan paling-paling permen. Betapa nilai uang sudah merosot sedemikian jauhnya. mungkin dulu orang masih bisa makan kenyang di warung tegal dengan lauk yang pepek (penuh), dengan harga yang masih murah. tapi sekarang, dengan uang yang sama, pembeli tidak akan bisa mendapatkan lauk yang sama. Sungguh menyedihkan sekali. apalagi kalo kita melihat saudara-saudara kita yang hidup dalam keterbatasan. yang hanya bisa makan sekali sehari, itupun dengan lauk seadanya, atau bahkan hanya nasi dengan garam. bahkan lebih sering mereka menahan lapar karena tidak makanan yang bisa dimakan, atau tak ada uang untuk bisa dibelikan makanan. Betapa kadang kita sendiri lupa akan penderitaan saudara-saudara kita. coba tengoklah apa yang kita makan, kadang lebih sering tersisa daripada habis, kadang kita tidak mensyukuri makanan yang kita terima, betapa kadang kita begitu angkuhnya sehingga banyak makanan yang mubazir. Astaghfirullah... Ya Allah, ampunkan hambaMu ini yang masih sering lupa untuk bersyukur atas nikmatMu... Tolonglah saudara-saudara kami Ya Allah, ringankan penderitaan mereka, lapangkan jalan rejeki mereka, kuatkan iman islam mereka, jagalah mereka agar tetap mendapat hidayahMu, ampunanMu, dan ridhoMu. amien. [Ceritaku] |
Comments on "Kertas bernilai yang bernama Uang"