Koq jadi begitu...
Waktu weekend kemarin, aku sempat melihat berita tentang demo majalah kelinci berkerah. awalnya mungkin, demonya lancar. namun koq ya jadi berubah anarkis begitu. Jujur saja, aku rada kecewa dengan kejadian seperti itu. kecewanya karena demo itu diakhiri dengan tindakan anarkis. mending kalo gedung itu punyanya redaksi atau perusahaan majalah tersebut. lha ini gedung punya orang lain, si majalah cuman numpang tempat. kenapa mesti gedungnya yang kena? Kadang aku berpikir, apakah tidak sebaiknya demo itu yang dilakukan dengan damai? bukan apa-apa, mereka berdemo dengan membawa nama agama. bukankah sudah diterangkan bahwa agamanya adalah rahmatan lil alamin? tapi koq ya jadi anarkis begitu. Namun aku juga tidak bisa menyalahkan mereka, karena aku melihat editor/penerbit majalah itu juga aku nilai rada engga mudeng. sudah tahu di negara ini, majalah model seperti itu kurang mendapat simpati, apalagi dengan membawa icon sebagai majalah yang secara internasional sudah ketahuan kayak gimana majalahnya, koq ya masih aja nekad menerbitkan di negara ini. aku sempat melihat perbincangan mereka di sebuah televisi, redaksi dan artis yang menjadi cover majalah itu plus seorang pengamat media masa, kalo tidak salah. Karena aku tidak menyimak dengan benar (karena gonta ganti channel), aku sendiri kurang begitu paham dengan pembicaraan mereka. namun si redaksi bilang bahwa mereka akan melakukan pendekatan lagi supaya bisa dicapai kata mufakat dan mereka bisa tetap terbit. lha koq maksa?! kenapa engga ditutup aja dari sekarang, daripada menimbulkan masalah di masa depan. pan beres tuh urusannya. Tapi ya gimana lagi, si penerbit keukeuh, yang ormas juga bener... jadi, kita lihat saja perkembangan selanjutnya bagaimana. menurut anda bagaimana? |
Comments on "Koq jadi begitu..."