Jenuh...
Dalam beberapa minggu terakhir ini, aku sedang mengalami kejenuhan. suatu keadaan yang membuat aku menjadi berkurang semangat untuk beraktivitas. bahkan untuk menulis dalam weblog ini. Jujur saja aku jadi kehilangan ide-ide yang dulu aku hampir setiap saat merasakannya muncul dalam pikiranku. heran, ada apa dengan diriku ini. seolah-olah aku mulai tertekan oleh 'aku' yang lain. Aku mencoba melihat tulisan-tulisan dari para penulis yang aku rasa mereka lebih jago dariku. bahkan aku menemukan beberapa tulisan yang menurutku bagus. mempunyai gaya tersendiri. sehingga aku merasa semangatku mulai timbul kembali. tapi itu ternyata tidak cukup. sampai akhirnya aku menyempatkan diri untuk melakukan percakapan itu. Aku merasakan ada semangat yang kembali timbul dalam diriku. sedikit melengkapi semangatku yang bangkit sebelumnya. aku jadi ingin mengulang lagi percakapan itu. percakapan yang menimbulkan semangat. namun, aku tak bisa. walaupun aku ingin. sangat ingin. tapi aku tak bisa. biar waktu dan Sang Pencipta yang menentukan. Lalu aku mencoba melihat kebelakang. aku coba cari apa yang membuat aku menjadi merasa jenuh seperti ini. satu persatu aku kais ingatan-ingatan yang tertimbun dalam pikiranku. ku ambil satu, lalu aku rasakan, aku bayangkan, dan aku cari tahu bagaimana reaksiku terhadap ingatan itu. Seorang pernah berkata,"Setiap kejadian pasti ada hikmahnya. dibalik kejadian baik atau buruk, pasti ada hikmahnya. baik kejadian besar ataupun kejadian kecil." Seorang penyair pernah berdendang,"... Bayi yang lahir, Nyawa yang hilang.... Setiap insan semua tlah dituliskan... Burung yang terbang... Ikan berenang karena Allah... Tiada satupun tak terencana... Daun yang jatuh dan hujan yang turun... Setiap musibah dan kematian tlah dituliskan... " Kalo semua ini sudah ditentukan, kalo semua ini telah digariskan, lalu ada apa dibalik keberadaan aku di dunia ini? betapa aku setiap hari harus menghabiskan waktuku untuk bekerja, betapa setiap akhir minggu waktuku tercurah untuk keluargaku, betapa sirkulasi kehidupan yang bergerak hampir sama dari minggu ke minggu. lalu apa yang kurang dalam hidup ini? Tiba-tiba, aku merasa ketakutan. betapa aku belum mempunyai bekal apapun untuk menemaniku di alam kubur nanti. entah apa yang bisa aku bawa untuk menemaniku nanti ketika aku harus berdiri menunggu giliran untuk diadili sementara matahari hanya berjarak 1 jengkal dari kepalaku. Tiba-tiba aku menangis, ketika ustad-ku membacakan surat Al-Fatihah dalam salah satu sholat maghrib kami, "... iyyaaka na'budu waiyyaaka nasta'in. ih dinashshirothal mustaqiim. shiroothalladziina an'amta 'alaihim ghayrilmaghdhuu bi 'alaihim walaadhdhaalliin..." dengan air mata berlinang, akupun mengucap,"Rabbighfirli wali walidayya aamiiin..." Ya Allah, mohon tunjukkan arah yang harus hamba tempuh dan hamba tuju, mohon bimbing hamba ini agar selalu berada di jalanMu... Mohon ampunanMu Ya Robb, hambaMu ini telah berlaku lalai dan merugi selama ini, ampunkan hambaMu ini, Ya Rahman Ya Rahim... Tiada yang dapat memberikan ampunan selain Engkau Ya Robb... Tiada yang dapat melakukannya selain Engkau... Hasbunallah wani'mal wakil ni'mal maula wani'man nashiir... |
Comments on "Jenuh..."
Kang Hadi, janganlah jenuh, mampirlah memberi sapa pada mimosa, di sana ada cerita hikmah :)